Serangan AS Membunuh 16 Polisi Afghanistan, Teman Sendiri
Muhaimin Reportase
Masjid California Dikirimi Alquran Dibenamkan di Lemak Babi
Pengadilan India Tolak Aborsi Gadis 10 Tahun yang Diperkosa Pamannya
Situasi al-Aqsa Memanas, Polisi Israel Tangkapi Tokoh Palestina
more
PHOTO
Tasyakuran Harlah ke-19 PKBTasyakuran Harlah ke-19 PKB
Rescue Perindo Gelar Fogging di Gandaria UtaraRescue Perindo Gelar Fogging di Gandaria Utara
more
VIDEO
Satu Pegawai Dispen Provinsi Sumsel Terjaring OTT Polda SumselSatu Pegawai Dispen Provinsi Sumsel Terjaring OTT Polda Sumsel
Polisi Gelar Rekonstruksi Perampokan di SPBU Daan MogotPolisi Gelar Rekonstruksi Perampokan di SPBU Daan Mogot
more
Serangan AS Membunuh 16 Polisi Afghanistan, Teman Sendiri
Muhaimin
Sabtu, 22 Juli 2017 - 16:49 WIB
Serangan AS Membunuh 16 Polisi Afghanistan, Teman Sendiri
Pesawat jet tempur F-16 Amerika Serikat. Foto/REUTERS/Josh Smith
A+ A-
KABUL - Sebanyak 16 pasukan polisi keamanan Afghanistan, termasuk dua komandan terbunuh oleh serangan udara Amerika Serikat (AS) pada Jumat malam. Washington mengakui operasi militer yang cacat itu sebagai insiden “friendly fire” (serangan terhadap teman sendiri).
Serangan udara fatal AS ini terjadi di wilayah Provinsi Helmand. Juru bicara polisi setempat, Salam Afghan, telah mengonfirmasi jumlah pasukan polisi yang tewas.
”Dalam serangan tersebut, 16 polisi Afghanistan tewas termasuk dua komandan. Dua polisi lainnya terluka,” katanya kepada AFP, Sabtu (22/7/2017).
Juru bicara gubernur Provinsi Helmand, Omar Zwak, juga membenarkan jumlah korban tewas akibat serangan udara militer AS.
Baca: Serangan Udara AS Tewaskan Pasukan Afghanistan
Militer AS dalam sebuah pernyataan mengakui bahwa serangan semalam telah membunuh sekutu mereka sendiri.
”Selama operasi ANDSF (Operasi Pertahanan dan Keamanan Nasional) yang didukung AS, serangan udara mengakibatkan kematian pasukan Afghanistan yang bersahabat, yang berkumpul di sebuah kompleks,” bunyi pernyataan militer AS.
Militer AS telah memberitahu pihak berwenang Afghanistan dan meluncurkan penyelidikan untuk menentukan penyebab insiden itu secara spesifik.
Namun, Washington enggan mengonfirmasi jumlah korban, meski pihak kepolisian Afghanistan telah merinci jumlahnya.
Pasukan AS dan koalisinya baru-baru ini mengintensifkan operasi udara mereka di Afghanistan. Pada paruh pertama tahun 2017, AS dan koalisinya telah menjatuhkan amunisi lebih banyak dari periode yang sama pada tahun lalu.
Menurut angka Angkatan Udara AS, sepanjang tahun 2017 ini, 1.634 amunisi telah ditembakkan.
Menurut mantan pejabat Pentagon, Michael Maloof, kasus “friendly fire” di Afghanistan dan insiden lainnya adalah hasil strategi AS yang sangat cacat.
”Ketika Anda mengebom dari tempat tinggi atau mengirim pesawat tak berawak, mereka pasti akan menjadikan sipil yang tak terlibat sebagai korban, karena tidak orang tepat di lapangan,” kata Maloof kepada Russia Today.
”Jika Anda akan mengambil pendekatan militer, itulah yang Anda butuhkan. Anda memerlukan orang-orang di lapangan yang bisa membimbing kekuatan di udara agar akurat,” lanjut Maloof.
”Kami tidak memilikinya, dan mengingat jumlah pasukan AS yang berada di daerah yang sangat terpencil, mereka jarang menyebar tidak seperti sebelumnya, dan tujuan utamanya sekarang adalah untuk menahan dan mengamankan Kabul, Ibu Kota (Aghanistan) yang terus diserang, entah itu oleh Taliban atau bahkan ISIS. Jadi, jelas bagi saya, perlu ada arahan baru, sebuah strategi baru yang perlu dilakukan, karena apa yang terjadi saat ini tidak berjalan baik.”